10 April 2019 | Kegiatan Statistik
Samarinda - Sektor pertanian masih menjadi salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Namun begitu, berbagai isu penting patut terus diwaspadai, antara lain: (1) jumlah rumah tangga padi dan juga palawija yang terus menurun dari 14,15 juta pada ST2013 menjadi 13,16 juta pada SUTAS2018, sementara ruta palawija turun dari 8,62 juta pada tahun 2013 menjadi 7,13 juta pada tahun 2018; (2) pertumbuhan sektor pertanian yang cukup lambat yaitu tercatat 3,81 persen pada tahun 2017; serta (3) gejolak harga pangan yang saat ini makin menjadi tantangan Pemerintah, hingga program reformasi agraria yang dicanangkan untuk mengembalikan kedaulatan pangan Indonesia.
Salah satu isu penting dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan ini adalah data produksi pangan. Ketersediaan data statistik pangan yang berkualitas, obyektif, dan akurat sangat diperlukan untuk dasar rujukan dalam perencanaan, pemantauan, dan evaluasi agar segala kebijakan yang diambil pemerintah tidak salah sasaran sehingga pengambilan keputusan yang dilakukan menjadi lebih effektif dan effisien. Dengan mempertimbangkan pentingnya akurasi data tanaman pangan, maka pemerintah, melalui Bappenas kembali menetapkan “Penyempurnaan Statistik Pertanian & Perikanan” yang salah satunya adalah Pendataan Statistik Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode KSA (Padi dan Jagung).
KSA Padi digunakan untuk memperbaiki data luas panen padi telah menghasilkan data produksi padi/beras terbaru yang telah dirilis oleh Wakil Presiden pada tanggal 22 Oktober 2018. Hal tersebut telah mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak karena dianggap lebih mampu menggambarkan kondisi lapangan utamanya ketika dikaitkan dengan harga gabah di tingkat petani. Produksi padi dengan metode KSA ini direncanakan akan dirilis oleh BPS paling tidak 2 (dua) kali setahun. Dengan telah dirilisnya data produksi padi/beras nasional dengan metode KSA yang diyakini lebih akurat mendorong BPS untuk melakukan perbaikan data produksi komoditas strategis lainnya terutama jagung. Untuk itu, pada tahun 2019 ini, BPS melakukan uji implementasi metode KSA untuk komoditas Jagung.
Tujuan dari pendataan KSA Jagung adalah untuk memperoleh data luas panen jagung melalui metode pengumpulan data yang lebih obyektif dan modern dengan melibatkan peranan teknologi di dalamnya, sehingga data pertanian yang dikumpulkan menjadi lebih akurat dan tepat waktu. Untuk itu, BPS kembali menggandeng BPPT dalam penyusunan sistem dan kerangka sampel area Jagung. Mengingat hamparan jagung tidak seluas hamparan padi, maka segmen KSA Jagung berukuran 100x100 m dengan 4 titik amatan.
Dalam acara pembukaan pelatihan Petugas KSA Jagung 2019 ini, Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur, Atqo Mardiyanto, menghimbau kepada seluruh petugas untuk memahami konsistensi antar fase tumbuh jagung dan memiliki common sense dari wilayah masing-masing. Keberhasilan pelaksanaan KSA Jagung nantinya sangat ditentukan oleh niat, tekad, serta kesungguhan dalam melaksanakan setiap tahapan sesuai SOP yang telah ditentukan. (Humas/EA)
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur (BPS-Statistics Kalimantan Timur Province)Jl. Kemakmuran No.04 Samarinda 75117
Telp (0541) 732793
743372
Mailbox : bps6400@bps.go.id
Tentang Kami